Sabtu, 25 April 2009

Menemukan Kebahagiaan dalam Diri

Setiap orang memiliki pendapat dan definisi yang berbeda tentang kebahagiaan. Untuk lebih memudahkan saya mencoba untuk membagi ke dalam 3 macam tipe manusia yang mendefinisikan arti bahagia.

Tipe I adalah orang yang mengatakan bahwa dirinya akan merasa bahagia jika apa yang telah lama diinginkannya dapat tercapai. Biasanya orang tipe I ini mengapresiasikan kebahagiaan dengan banyaknya benda – benda material yang dapat dimiliki (materialism). Misalnya orang tipe I ini akan merasa bahagia jika ia dapat memiliki sebuah rumah mewah dan megah dan tinggal di dalamnya, atau ia akan merasa bahagia jika dapat memiliki banyak mobil mewah. Dengan kata lain manusia tipe I ini akan merasa bahagia jika ia memiliki banyak uang sehingga bisa membeli apa pun yang ia inginkan.
Tipe II adalah mereka yang merasa bahagia jika mereka dapat meraih kesuksesan. Kesuksesan yang diperolehnya ini bisa berupa kesuksesan dalam studi maupun karier. Manusia bertipe II ini tidak terlalu menilai kesuksesan ini dengan banyaknya materi yang diperoleh, tetapi lebih memfokuskan diri untuk meraih keberhasilan (achievements) dalam segala bidang yang ditekuninya. Di samping itu ada juga manusia yang merasa bahagia jika ia dapat bersama dengan seseorang yang ia cintai, atau dengan kata lain telah menemukan cinta sejatinya dan membentuk keluarga yang bahagia (loving and fulfilling relationship). Manusia dengan ciri seperti ini saya masukkan ke dalam tipe III.
Selain ketiga tipe manusia yang baru saja saya sebutkan di atas, masih ada lagi tipe manusia lain yang mendefinisikan arti bahagia. Namun sebagian besar, manusia mengatakan bahwa ia akan merasa bahagia jika telah mendapatkan hal-hal tersebut di atas.

Mengapa Kebahagiaan Sulit Didapatkan ? Di dunia ini, kita banyak menjumpai orang yang merasa tidak bahagia. Setelah ditelusuri, orang – orang tersebut memiliki alasan yang berbeda-beda mengapa mereka merasa tidak bahagia. Ada yang mengatakan bahwa mereka tidak bahagia karena mereka selalu hidup dalam kekurangan, ada pula yang merasa tidak bahagia karena belum menemukan pasangan hidup yang tepat, ada pula yang tidak dapat menemukan kebahagiaan dalam keluarganya karena tidak adanya keharmonisan dalam keluarga tersebut. Atau dengan kata lain mereka tidak berhasil mendapatkan apa yang mereka dambakan atau impikan.
Selain itu, kita juga banyak menemukan orang yang tidak pernah puas dengan apa yang telah diperoleh atau dimilikinya, sehingga apabila orang tersebut telah berhasil meraih sesuatu, ia tidak pernah sempat untuk menikmati kebahagiaan dengan apa yang telah diperolehnya itu dan kemudian membuat target baru untuk dicapainya, dan begitu seterusnya. Dan orang ini akan selalu merasa cemas apabila tujuan berikutnya tidak tercapai.
Hal lain mengapa manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan adalah karena manusia cenderung untuk merenungi nasib buruk yang telah menimpanya dan tidak mau berbuat sesuatu untuk memperbaikinya. Mereka terlalu terpaku pada hal yang telah berlalu dan tidak dapat melupakan masa lalunya yang pahit. Padahal jika ia mau mencoba untuk keluar dari masa lalunya yang kelam, ia kemungkinan besar masih dapat menemukan kebahagiaan. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah kecenderungan manusia untuk berbuat mengikuti kata hati dan hawa nafsunya yang sering menjerumuskan manusia ke dalam dosa dan menyebabkan manusia itu terjerumus dalam lembah kesedihan.
Dosa manusia saya kelompokkan menjadi 7 macam yang merupakan dosa bawaan yang pada dasarnya terdapat dalam diri setiap pribadi. Dosa-dosa tersebut yaitu hawa nafsu, serakah, egois, iri hati,mudah tergoda, suka menyimpan dendam, dan emosional.
Semua perbuatan dosa tersebut seringkali membuat manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan dalam dirinya. Bahagia vs Tidak Bahagia berikut saya akan coba untuk memaparkan beberapa kisah orang yang berbahagia terlebih dahulu.
Kisah pertama adalah kisah tentang seorang pria yang sejak kecil selalu berusaha menemukan kebahagiaan dari dalam dirinya dengan cara melalui meditasi. Untuk itu ia mencari tempat-tempat yang sepi dan kemudian mendalami kemampuan meditasinya. Sejalan dengan berlalunya waktu, kemampuan meditasinya meningkat sampai suatu saat ia berhasil menemukan kebahagiaan sempurna ketika sedang bermeditasi di bawah pohon Budhis dan mendapatkan pencerahan. Orang tersebut dikenal dengan nama Budha Gautama yang kemudian menjadi pelopor lahirnya agama Budha.
Kisah yang lain adalah kisah seorang pria yang setiap harinya sibuk dengan pekerjaannya. Siang malam ia bekerja dengan keras, seringkali ia merelakan waktu istirahatnya, merelakan waktu rekreasi bersama dengan istri dan anak-anaknya dan kurang perhatian terhadap kehidupan sosial di lingkungan sekitarnya. Sehingga yang ia fokuskan adalah hanya pada pekerjaannya. Pada suatu ketika, pria tersebut mendapatkan kecelakaan pada saat ia sedang mengendarai mobilnya ke tempat kerjanya. Kecelakaan tersebut melukai kedua belah matanya dan membuat pria tersebut buta seumur hidupnya.
Setelah menjadi buta, ia tidak dapat bekerja dengan keras lagi seperti sebelumnya. Ia lalu banyak menggantungkan hidupnya pada pertolongan orang lain, terutama pertolongan istri dan anak-anaknya. Istrinya merasa kasihan kepadanya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Begitu pula dengan anak-anaknya juga memberikan perhatian yang mendalam kepada ayahnya. Sang pria baru merasakan betapa besar kasih istri dan anak-anak kepadanya setelah ia buta dan tidak dapat mengerjakan apa-apa. Ia baru menyadari akan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang ia berikan kepada istri dan anak-anaknya selama ini. Dengan keadaannya tersebut, ia baru dapat merasakan hidupnya lebih berarti dan menemukan kebagiaan dalam hidupnya.
Hikmah yang dapat diambil dari cerita singkat tersebut adalah bahwa kita seringkali tidak dapat merasakan arti hidup ini, sampai kita kehilangan sesuatu yang berharga dari dalam diri kita. Kisah berikut yang tidak kalah menariknya adalah kisah seorang nelayan yang pekerjaannya mencari ikan. Dalam melakukan pekerjaannya, ia selalu mengerjakannya dengan santai dan tidak menggunakan cara-cara canggih untuk menangkap ikan. Ia selalu menangkap ikan dengan menggunakan pancingan yang ia milik sambil menikmati apa yang dikerjakannya. Pada suatu saat ada seorang dari kota yang dalam hidup sehari-harinya bekerja keras mencari nafkah pergi berlibur dengan memancing. Pada saat ia sedang memancing, ia bertemu dengan sang nelayan. Sang nelayan sedang memancing sambil berbaring santai tanpa beban, sedangkan si pemancing memancing dengan agresif. Kemudian orang kota tersebut bertanya kepada sang nelayan mengapa ia bisa begitu santainya memancing padahal profesinya adalah sebagai nelayan, sedangkan dirinya yang saat itu sedang berlibur saja memancing dengan penuh agresivitas.
Kemudian sang nelayan tersebut bertanya balik kepada orang kota itu mengapa bekerja begitu keras di kota. Si orang kota tersebut kemudian menjawab: ”Untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, sehingga dapat menikmati hidup”. Lalu sang nelayan menjawab, ”Jadi Anda bekerja dengan keras dengan tujuan utama menikmati hidup? Untuk apa bekerja dengan keras kalau saat ini saja saya sudah dapat menikmati hidup. Saya selalu menikmati perkerjaan saya dan hidup saya.”
Hikmah yang dapat ditarik dari kisah yang ketiga ini adalah bahwa banyak orang yang berpikir terlalu jauh untuk dapat menikmati hidup. Hal yang sangat sederhana untuk dapat menikmati hidup adalah dengan menikmati setiap pekerjaan yang kita lakukan.
Setelah membaca kisah-kisah orang yang bahagia, sekarang saya akan coba untuk menceritakan beberapa kisah orang yang hidupnya tidak bahagia.
Kisah pertama adalah tentang seseorang yang hidupnya selalu diisi dengan kerja keras, mencari uang dan uang. Itulah tujuan hidupnya, uang yang telah diperolehnya digunakan untuk berinvestasi lagi, dan lagi. Jarang Ia mau mengeluarkan uang tersebut untuk keperluan dirinya, apalagi orang lain. Sehingga orang tersebut hanya bekerja untuk melipatgandakan uang yang dimilikinya. Ia jarang sekali menikmati hari-hari yang dilaluinya bersama anak istrinya. Ia juga tidak bisa menikmati apa yang telah diperolehnya karena ia selalu merasa tidak pernah puas. Orang yang demikian adalah orang yang menyedihkan, karena walaupun sebenarnya ia kaya raya, namun sebenarnya jiwanya miskin sekali.
Berikut adalah kisah seorang anak yang selalu cemas akan masa depan dan menunda diri untuk dapat menikmati hidup. Pada saat ia lulus Sekolah Dasar, ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup kalau ia telah lulus SMP. Dan pada saat ia lulus SMP, ia berkata bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup kalau sudah lulus SMU. Dan begitu ia lulus SMU, ia berkata pada dirinya lagi bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup jika telah menjadi sarjana. Setelah ia sarjana, ia masih belum dapat menikmati hidup dan merasa bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup jika ia sudah sukses dalam pekerjaan dan menikah. Tidak lama kemudian ia menemukan cinta sejatinya dan menikah. Setelah menikah dan punya anak, ia berkata lagi pada dirinya, bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup apabila telah berhasil membesarkan anak-anaknya. Sebelum ia berhasil membesarkan anak-anaknya, ia telah meninggal dunia karena mengalami kecelakaan pesawat terbang. Akhirnya anak tersebut telah meninggal tanpa dapat menikmati hidup yang telah lama ia jalani.
Kebahagiaan yang sejati banyak orang yang sukar untuk mendapatkannya karena mereka berusaha untuk mencari kebahagiaan external, yaitu kebahagiaan yang dirasakan apabila mereka berhasil mendapatkan atau meraih sesuatu yang di luar dirinya. Sesuatu tersebut bisa berupa harta benda dunia.

0 komentar:

Posting Komentar


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Bands. Powered by Blogger